Jumat, 20 Mei 2011

SENAM NIFAS

PENGERTIAN

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali.

TUJUAN

Senam nifas bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut.

TATA CARA MELAKUKAN SENAM NIFAS

Senam nifas ini merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan tubuh ibu dan bermanfaat juga untuk memulihkan keadaan ibu baik psikologis maupun fisiologis. Latihan ini dapat dimulai sejak hari 1 setelah melahirkan hingga minggu ke enam setelah melahirkan. Latihan ini dilakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan setiap harinya dan akan meningkat secara perlahan-lahan. Senam nifas ini dilakukan dengan berbagai macam gerakan dan setiap gerakan mempunyai manfaat sendiri. Gerakan-gerakan tersebut terdiri dari:

Hari Pertama
Sikap tubuh terlentang dan rileks,kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan hingga hitungan ke-5 atau hitungan ke-8 kemudian buang melalui mulut. Lakukan hingga 5-10 kali.

Hari kedua

Sikap tubuh terlentang tapi kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat diatas muka. Lakukan gerakan ini hingga 5-10 kali.

Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan ulangi kembali gerakan hingga 5-10 kali.

Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ± 45º kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45º dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut 5-10 kali.

Hari kelima

Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ± 45º kemudian angkat tubuh dan tangan yang bersebrangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga 5-10 kali.

Hari keenam

Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk sudut ± 90º lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan 5-10 kali.

PEMERIKSAAN PASCA PERSALINAN

Pada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian.

Pemeriksaan pasca persalinan meliputi :

a. Pemeriksaan keadaan umum: tensi, nadi, suhu badan, selera makan, keluhan, dll

b. Keadaan payudara dan puting susu.

c. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektrum.

d. Sekret yang keluar (lochia, flour albus).

e. Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa).



Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan pemeriksaan terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan. Alangkah baiknya bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah wanita sesudah bersalin menderika kelainan biarpun ringan. Hal ini banyak manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit yang makin lama makin berat hingga tidak dapat atau susah diobati.

Nasihat untuk ibu post natal:

1. Fisioterapi pastnatal adalah baik diberikan

2. Susukanlah bayi anda

3. Kerjakan senam hamil

4. Ber-KB untuk menjarangkan anak dan untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarganya.

5. Bawalah bayi untuk imunisasi.


PERAWATAN LUKA JAHITAN

Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

Tujuan Perawatan Perineum

Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.

Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :

1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).

Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).
perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah

1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
4. Mengusahakan luka tetap kering dan bersih
5. Menghindari menyentuh luka perineum dengan tangan
6. Membersihkan kemaluan selalu dari arah depan ke belakang
7. Mengganti pembalut setiap kali penuh atau 3 kali sehari

PERAWATAN PAYUDARA

Dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Perawatan payudara untuk ibu menyusui merupakan salah satu dukungan terhadap pemberian ASI dan mengurangi resiko luka saat menyusui.

Tujuan dari perawatan payudara adalah
  1. Untuk melancarkan sirkulasi darah
  2. Mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pemberian ASI
  3. Menghindari penyulit saat menyusui seperti putting susu lecet, asi tidak lancar berproduksi dan pembengkakan payudara.

Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.

Cara merawat payudara agar berhasil:

· Pengurutan harus diklakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali sehari

· Memperhatikan makanan dengan menu seimbang

· Memperhatikan kebersihan sehari-hari

· Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara

· Menghindari rokok dan minuman beralkohol

· Istirahat cukup

· Jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol, atau sabun pada putting susu

1. Cara merawat Payudara:
Mengkompres kedua putting susu dan bagian hitam sekitar putting dengan kapas baby oil kira-kira 3 menit

2. Melicinkan kedua tangan dengan baby oil

3. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dengan gerakan memutar dan berakhir pada daerang putting(dilakukan 20-30 kali)



4. Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu (dilakukan 20-30 kali)



5. Meletakkan kedua tangan diantara payudara. Mengurut dari tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya perlahan.



6. Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal kea rah putting susu.



7. Mengompres payudara dengan air hangat 5 menit dan dibilas air dingin.


·         Sulistyawati, ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogjakarta: ANDI

MASA NIFAS




Masa nifas (puerperium) adlah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.